SAMARINDA - Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Samarinda memberikan bimbingan teknis (Bimtek) pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) kepada guru sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP). Bimtek ini diselenggarakan guna mematangkan program sekolah siaga kependudukan (SSK) yang digagas DPPKB Kota Samarinda.

Kegiatan tersebut berlangsung pada Senin (18/7), bertempat di Aula Pertemuan Gedung Inspektorat Kota Samarinda, Jalan Dahlia, Kelurahan Bugis, Samarinda Kota. Kabid Pengendalian Penduduk, Penyuluhan dan Penggerakan (Dalduk P2) DPPKB Samarinda, Erminawati menjelaskan, kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam membuat RPP mata pelajaran yang terintegrasi dengan pendidikan kependudukan dalam jalur pendidikan formal.

"Kami sudah menyepakati nota kesepahaman (MoU) sebanyak dua kali terkait pembentukan SSK di Kota Samarinda, di mana terdapat 203 sekolah yang masuk ke dalam SSK. SSK sendiri memiliki tujuan untuk mengenalkan materi kependudukan dengan mengintegrasikannya kepada kurikulum ajar agar peserta didik mengenal pentingnya keluarga berencana sejak dini," ucap Erminawati di sela-sela acara, Senin (18/7).

Meski akan diintegrasikan dengan mata pelajaran di sekolah, kata Erminawati, namun dirinya meyakinkan bahwa materi kependudukan ini tidak akan mengganggu kurikulum yang ada. Oleh sebab itu, bimtek seperti ini perlu dilakukan agar para guru mampu membuat modul ajar yang tepat kepada peserta didik sesuai jenjangnya.

"Semoga peserta yang mengikuti bimtek kali ini bisa mengikuti kegiatan dengan baik, sehingga bisa mengaplikasikan apa yang mereka dapat kepada peserta didiknya," imbuh Erminawati.

DPPKB Samarinda menghadirkan narasumber dari Duta Rumah Belajar Kaltim, Sasmiati untuk membimbing para guru membuat RPP dalam mematangkan program SSK. Perempuan yang akrab disapa Sasa ini meyakinkan bahwa materi kependudukan tidak akan bersinggungan dengan kurikulum di sekolah. Sebaliknya, para guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menyusupkan materi kependudukan sesuai jadwal pelajaran di sekolah.

Caranya, para pengajar tersebut harus menyesuaikan materi-materi yang ada dengan kondisi peserta didik. Sebelum melakukan itu, penting bagi guru untuk melakukan asesmen diagnostik terlebih dahulu untuk menilai sejauh mana kesiapan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran yang disajikan.

"Cara menyisipkan materinya bisa dalam bentuk dialog atau menerapkan asesmen diagnostik numerasi. Disitu akan kelihatan anak-anak itu siap apabila kita mulai dari materi apa. Sistem akan membaca langsung dan itu lebih mudah," ungkapnya.

Lebih lanjut, pemberian materi kependudukan sejak dini bertujuan agar anak-anak mampu mengenal lingkungan, kondisi sekolah, keluarganya dan sebagainya. Peserta didik juga akan dilatih untuk mencintai keluarga, mencintai sesamanya, menyayangi dirinya, menghargai dirinya dan orang lain, serta bagaimana mereka harus menyiapkan masa depan mereka.

"Jadi mereka akan menjadi pribadi yang betul-betul siap untuk menjadi profil pelajar Pancasila," pungkasnya.

#SamarindaKotaPusatPeradaban
#KeluargaHebatTerencana
#BerencanaItuKeren
#KeluargaKerenCegahStunting
#CegahStunting
#Stunting
#AyoCegahStuntingAgarKeluargaBebasStunting