SAMARINDA - Dalam upaya peningkatan pembangunan nasional, keluarga merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan. Kekuatan pembangunan nasional, berakar pada elemen keluarga sebagai komunitas mikro dalam masyarakat. Keluarga sejahtera dan berkualitas merupakan fondasi dasar bagi keutuhan, kekuatan dan keberlanjutan pembangunan. Profil keluarga Indonesia yang tercermin dari hasil SUPAS 2015 menunjukkan keluarga Indonesia berada dalam kondisi yang rentan. Angka kematian ibu masih tinggi, yaitu 305 per 100.000 kelahiran hidup, sementara angka kematian bayi Indonesia sebanyak 22 bayi per 1.000 kelahiran hidup. Potret ini akan berpengaruh dalam pengelolaan keluarga serta pola pengasuhan yang berdampak kepada kualitas manusia termasuk juga tingginya prevalensi stunting anak balita.

Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) di Kampung Keluarga Berkualitas adalah salah satu bentuk kegiatan yang akan dilakukan BKKBN dalam upaya penurunan kasus Stunting dengan melakukan kombinasi intervensi spesifik dan sensitive berupa pemberian makanan yang berasal dari bahan pangan lokal dengan mekanisme pemberdayaan masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan di DASHAT adalah perbaikan gizi ibu hamil melalui edukasi dan perbaikan konsumsi pangan ibu hamil, menyusui dan balita dari berbagai pangan yang tersedia, bergizi dan terjangkau dengan citarasa yang sesuai dengan selera mereka.

Bertempat di Ruang Pertemuan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKPB) Kota Samarinda diadakan kegiatan Penguatan Kemitraan serta Pemberdayaan Masyarakat Kampung KB dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting. Acara dibuka langsung oleh Kepala DPPKB Kota Samarinda I Gusti Ayu Sulistiani, S.H, M.Hum., dan dihadiri oleh Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Timur Lilik Nurkholidah, Kepala Bidang Pengendalian Penduduk (Dalduk) Penyuluhan dan Penggerakan (P2) DPPKB Kota Samarinda Erminawati, S.Pd, M.Pd. Serta menghadirkan beberapa Narasumber dari Poltekes Kemenkes Kaltim selaku anggota tim PIC Stunting Prov.Kaltim dan dari Persatuan Ahli Gizi (PERSAGI) Prov. Kaltim. Peserta dalam kegiatan ini adalah kader Tim Pendamping Keluarga (TPK) sebanyak 45 orang dari 22 Kampung KB. Rabu, 27/04/2022

Ibu Ayu mengatakan bahwa, Stunting merupakan isu nasional yang perlu mendapatkan perhatian kita bersama. Tingginya angka stunting pada balita mengindikasikan belum berkualitasnya pembangunan kesehatan dan perbaikan gizi masyarakat. Jika dilihat dari data SSGI, 2019 sebenarnya angka prevalensi stunting di Kota Samarinda hanya sebesar 21,6 persen atau masih lebih rendah dibandingkan angka nasional sebesar 27,67 persen namun masih lebih tinggi dari angka yang direkomendasikan WHO yaitu dibawah 20 persen.

“Jika melihat dari data tersebut kita boleh merasa optimis, Samarinda bisa mencapai target Zero Stunting di tahun 2024 mendatang dengan catatan kita tidak boleh lengah dan bisa terus meningkatkan kualitas pelayanan baik kesehatan, pendidikan, kesejahteraan masyarakat dan akses layanan pelayanan publik lainnya dan tentunya sinergi dari berbagai pihak dan lintas sektor untuk bersama sama mencapai target yang diinginkan”, tambahnya.

Ibu Erminawati menambahkan, bahwa hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah meningkatnya pengetahuan dan pemahaman peserta tentang juknis pengelolaan DASHAT, meningkatnya literasi kader tentang gizi sumber pangan lokal, serta meningkatnya keterampilan kader dalam memilih dan menyediakan menu sehat bergizi di DASHAT yang ada di Kampung Keluarga Berkualitas.

*DP