Sumber Foto: DPPKB
SAMARINDA, DPPKBNEWS - Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Samarinda menggelar acara talkshow di radio KPFM 96,8 FM. Acara talkshow ini dilaksanakan dalam rangka menyambut Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke 30 tahun 2023 dengan tema "Menuju Keluarga Bebas Stunting untuk Indonesia Maju". Selasa (20/06/2023)
Talkshow di radio KPFM ini dimoderasi (penyiar) oleh Agung Pratama, dengan beberapa narasumber dari DPPKB Kota Samarinda yaitu I Gusti Ayu Sulistiani SH M.Hum (Kepala DPPKB), Surayjin S.Sos M.Si (Kepala Bidang KB), dan Abida Lepong SKM M.Kes (Penata Kependudukan dan KB).
Poin yang disampaikan oleh narasumber dalam talkshow ini adalah gambaran secara keseluruhan tentang stunting di Kota Samarinda.
"Untuk penanganan stunting saat ini sudah mulai kelihatan bagaimana pola kerjanya, khusus untuk Samarinda untuk tahun 2022 semestinya target Samarinda itu 21,6%, tetapi justru dari hasil survey SSGI kita berada di 25,3%. Yang artinya kita harus bekerja lebih semangat dan kerja keras lagi sampai akhir tahun 2024 nanti", ucap Kepala DPPKB yang akrab disapa Ayu ini.
Beliau menambahkan bahwa khusus untuk kota Samarinda targetnya adalah 11,98% di akhir tahun 2024 nanti, dan upaya-upaya yang sudah terus dilakukan sejak tahun 2022 dengan melibatkan berbagai macam sektor sesuai dengan tim percepatan penurunan stunting yang sudah dibentuk. Kota Samarinda merupakan kota yang sedang berkembang dan perkembangan penduduknya sangat dinamis, dan ini tentu menjadi PR bagi kita karena semua anak yang ada di Samarinda harus ditangani.
"Untuk mencapai target akhir tahun 2024 nanti untuk kita tangani, kita sudah menyiapkan jurus-jurus. Dan kita dibawah kendali Bapak Wakil Walikota selaku Ketua Pelaksana Tim Percepatan Penurunan Stunting, dan kita sudah disupport terus bagaimana agar berupaya untuk merumuskan program-program kerja supaya target kita bisa tercapai", beber Ayu.
"Ada lima langkah utama yang harus dilakukan untuk mencegah stunting khususnya di Kota Samarinda, pertama adalah mengetahui sasaran stunting itu siapa", tambah Kepala Bidang KB. Sasaran utama adalah ibu hamil, maka bumil ini nanti berkaitan dengan persiapan melahirkan anak-anak yang berkualitas kemudian sehat. Yang artinya peningkatan gizi bagi bumil itu harus ditingkatkan. Pemberian ASI eksklusif pun juga harus lebih diperhatikan.
Surayjin mengatakan bahwa harapannya untuk menuju keluarga bebas stunting adalah salah satunya memperhatikan tentang masalah kesehatan reproduksi wanita. Ini merupakan langkah awal yang akan berkaitan dengan proses pra nikah. Pasangan-pasangan yang mau menikah harus siap dan usia harus diatas 20 tahun, agar tidak berdampak dengan resiko kehamilan (kematian ibu dan anak), mental dan ketahanan ekonomi keluarganya.
Salah satu faktor penunjang untuk mencegah stunting khususnya di Kota Samarinda, upaya yang dilakukan yaitu hadirnya Bapak Asuh Anak Stunting. Tujuannya adalah untuk meringankan beban bagi keluarga-keluarga yang pra sejahtera, untuk menanggulangi ketahanan keluarga bagi anak-anak yang stunting. Dan untuk Pasangan Usia Subur (PUS) akan diarahkan untuk mampu mengatur jarak kelahiran. Sehingga untuk kebutuhan anak seperti kesehatan, pendidikan dan ekonomi keluarganya terpenuhi.
"Titik krusial munculnya anak stunting itu adalah di 1000 hari pertama kehidupannya dan untuk di Samarinda kita memiliki 323 tim pendamping keluarga (TPK) yang tersebar di 10 Kecamatan dan 59 Kelurahan. Satu tim itu terdiri dari 3 orang yaitu Bidan, Penyuluh KB dan kader PKK. Mereka inilah yang akan mendampingi ibu yang setelah menikah dan hamil supaya ibu ini dapat menjaga kehamilannya. Ini merupakan salah satu program yang sudah terlaksana selama ini", tambah Ayu.
Dalam rangka untuk pencegahan sejak dini Pemerintah melalui BKKBN juga meluncurkan aplikasi Elsimil (Elektronik Siap Nikah Siap Hamil). Ini merupakan salah satu upaya untuk screening lebih awal jika ditemukan adanya gangguan-gangguan kesehatan bagi Calon Pengantin.
Masih dalam momentum Harganas ke 30, DPPKB Kota Samarinda telah melaksanakan beberapa kegiatan yaitu pelayanan KB gratis untuk semua jenis KB yang melibatkan 144 fasilitas kesehatan, dimana untuk Samarinda sendiri sudah melebihi dari target yang ditetapkan yaitu sudah mencapai 113,3%.
Abida Lepong mengatakan bahwa pelayanan KB gratis ini masih terus berjalan sampai kuota akseptor terpenuhi. "Yang paling kita konsen juga pada pelayanan KB Pasca Persalinan Pasca Keguguran, diharapkan 70% bisa tercapai", tambahnya.
"Ayo cegah stunting bersama-sama, kalau memang ada dilingkungan sekitar kita yang bapak-ibu ketahui yang diperkirakan mengalami gangguan pertumbuhan, silahkan menghubungi faskes atau Puskesmas terdekat untuk dilaporkan supaya bisa ditindaklanjuti, anak kita adalah masa depan kita," tutup Ayu.
(Dw-p2kb/smr)
Jalan Milono Nomor 1 Kelurahan Bugis Kecamatan Samarinda Kota, Provinsi Kalimantan Timur 73122
Telp: - Email: dppkb.samarinda2020@gmail.com Website: https://dppkb.samarindakota.go.id