Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh kembang anak yang diakibatkan oleh infeksi kronis dan berulang, dimana kondisi anak yang perkembangannya tidak sesuai dengan usianya. Namun kondisi tersebut bukan berarti selalu dikatakan stunting karena dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut, ucap Ayu.

"Khususnya remaja putri ya, karena mereka akan menjadi calon pengantin (catin) maka diberikan kepada mereka tablet penambah darah sejak mereka remaja. Ketika akan menjadi catin, 3 bulan sebelum pernikahan dihimbau untuk men-download aplikasi Elsimil. Dalam aplikasi tersebut akan muncul pertanyaan sederhana untuk screening awal", tambahnya.

Aplikasi tersebut dibuat oleh BKKBN pusat dan berlaku di seluruh Indonesia. Pemerintah memperhatikan dari hulunya untuk mencegah anak dari Stunting demi kepentingan bersama.

Ayu menambahkan, "Apa yang dapat kita lakukan untuk anak yang sudah Stunting agar dapat pulih secara optimal? Salah satu upayanya adalah yaitu donasi telur untuk 744 anak Stunting di Kota Samarinda. Kenapa telur? Karena dari hasil penelitian didalam telur terdapat kandungan zat-zat protein dan omega. Kami DPPKB bekerjasama dengan Perusda Varia Niaga mendistribusikan telur sehat, jadi bukan telur-telur yang dijual dipasaran".

"Jadi, saat ini kami fokus pada lebih dari 744 anak yang akan diintervensi selama 6 bulan kedepan", tambahnya.

Penata Kependudukan dan Keluarga Berencana Abida Lepong SKM M.Kes, turut hadir menemani Kepala DPPKB saat podcast berlangsung. Beliau berkata bahwa, KB dapat menyelamatkan kehidupan perempuan serta meningkatkan status kesehatan ibu untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.

"KB mengatur jarak kehamilan. Yang mana fokus utamanya adalah untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera untuk ibu dan anak serta mengendalikan pertumbuhan penduduk", ungkapnya.